Puisi-Puisi Anjas Batavia

Pukul


Mari Bernyanyi

lewat air mataku yang terluka
ketika senja yang baru saja hilang dari peredaran mentari
aku panggil anak anak kecil
yang baru saja terkulai debu dari lapang luas
mari sini dik, kutahu kalian lapar
ayo kita makan goreng gorengan ini!
ada singkong
ada ubi
ada bakwan
dan
ada tempe

mari kita nikmati sambil
dengan bercanda gurau
dalam waktu langit yang tertutup awan hitam
kenapa kalian bersedih
bukankah hari esok
untuk kalian tumbuh seperti
bunga mawar yang harum itu?

mari kita bernyanyi saja
hilangkan luka hari ini
- satu bangsa
- satu tanah air
yang terlampui sunyi
dik, kau teprokkan tanganmu
agar suasana ini ramai
meski luka membasahi sekujur tubuh
dik, simpanlah air matamu
untuk bekal masa depan

Pamulang, Desember 2008
Terbuang

kakiku sangat liarnya
menembus kedalaman malam
kedalaman siang

aku bintang liar
yang hidup terbuang
dari dinding dinding kokoh
kini aku berlari sendiri
menikmati kelu
dan resah di hati
kalau nanti aku tiada
tak mau di penghujung kelaparan
aku masih ingin menyaksikan
sewindu berkala tiga

Pamulang, 27 Maret 2008
Selamat Jalan Sahabat

aku terluka
      pada pagi
aku terluka
      pada siang
aku terluka
      pada sore

air mataku lebih terluka
      pada malam yang busuk

ke mana orang orang pergi
kesunyian mengiris hati

selebar koran yang tadinya untuk alas
kita tertidur di depan ruko ruko pamulang
kini memuat selembar duka
ketika bayang bayang maut lewat bergegas
sebilah pisau menembus perutmu

lukamu belum terobati sebab
tawamu masih bersamaku
meski kau telah pergi ke pangkuan Tuhan

Pamulang, 05 Februari 2008
Bila

bila engkau
melihatku
di antara debu debu yang bergulung gulung
sapalah aku
bila engkau melihatku lebih dulu
bila engkau malu
pada orang di sekelilingmu
berilah isyarat
dari raut wajahmu
itu sudah cukup untukku

terima kasih

Pamulang, 10 Oktober 2008

Sumber: Satelit News, Sabtu, 20 Desember 2008